Pernahkah kamu mendengar kata Senandika? Atau baru pertama kali mendengarnya. Senandika adalah salah satu jenis karya sastra Indonesia.
Senandika berasal dari kata "sena" (sendiri) dan "andika" (bicara). Jadi, Senandika itu seperti bicara sendiri atau dialog dengan diri sendiri.
Baca juga : Cara Meluangkan Waktu Menulis ditengah Kesibukan
Dalam konteks literasi, Senandika sering merujuk pada monolog internal atau percakapan batin yang terjadi di dalam pikiran seseorang.
Tema ini menggali lebih dalam ke dunia batin tokoh, di mana mereka merenungkan perasaan, pemikiran, dan konflik internal mereka. Cerita bertema senandika biasanya penuh dengan refleksi pribadi, introspeksi, dan pencarian makna diri.
POV (Point of View) Senandika
Umumnya Senandika menggunakan POV orang pertama aku atau saya. Namun, cerita bertema Senandika tidak hanya bisa Menggunakan POV orang pertama. Kenapa demikian? Meski sering diasosiasikan dengan monolog internal, tema senandika tidak harus selalu menggunakan sudut pandang orang pertama.
Baca juga : Cara Ampuh Mengatasi Writer 's Block ala Yeni Endah
Senandika adalah tentang dialog internal atau refleksi batin, tapi cara penyampaian ceritanya dapat sangat bervariasi dan bebas mengikuti kreativitas penulisnya.
Belajar dari Senandika
Menulis tulisan dengan tema membuat kita belajar tentang
- Memahami pergulatan diri yaitu bagaimana tokoh menghadapi rasa takut, penyesalan, atau harapan.
- Kesadaran diri yaitu proses memahami siapa kita sebenarnya dan apa yang kita inginkan.
- Perjalanan emosional yaitu bagaimana pikiran dan perasaan kita berkembang saat menghadapi tantangan hidup.