MENGENAL SAMGYETANG, SUP AYAM GINSENG KHAS KOREA SELATAN
January 04, 2024
Mengenal Samgyetang
Samgyetang adalah sup ayam ginseng khas dari Korea Selatan. Sam berarti ginseng, gye adalah ayam, dan tang merupakan sup. Samgyetang merupakan sup ayam ginseng yang termasuk ke dalam makanan terkenal di Korea, yang menduduki urutan ke lima setelah makanan pokok Korea lainnya, seperti samgyeopsal, kimchi, tteokbokki, dan bibimbap.
Saat pertama kali melihat porsi samgyetang saya kaget karena porsinya cukup besar. Bagaimana tidak? Karena satu porsi berisi satu ekor ayam muda utuh dan untuk dimakan satu orang saja.
Penyajian Samgyetang
Dalam penyajiannya, Samgyetang dimakan dengan tambahan merica, garam, dan kimchi yang disediakan di atas meja. Jadi kita bisa membumbui sesuai selera masing-masing.
Daging ayamnya empuk dan langsung lepas dari tulangnya. Kuahnya pun terasa lezat dan dapat menghangatkan badan saya setelah menempuh perjalanan lebih kurang selama 7 jam. Selain itu, beras ketan yang terdapat dalam perut ayam bersamaan dengan ginseng pun terasa gurih. Dan yang pastinya mengenyangkan.
Di Korea Selatan, ada beberapa restoran khusus yang hanya menyajikan samgyetang. Namun di beberapa restoran tertentu, mereka menyertakan samgyetang terkadang sebotol kecil insam-ju (anggur ginseng) atau soju gratis.
Samgyetang yang sudah dimakan atau sudah dalam keadaan tidak utuh lagi (Foto : Dok. Bang Ari) |
Mengapa Samgyetang Dimakan Saat Musim Panas?
Saya mencicipi samgyetang ketika musim gugur, tapi masyarakat Korea biasa memakannya saat musim panas. Jika biasanya saat musim panas orang-orang akan meredakan dengan makanan atau minuman dingin. Namun dalam budaya tradisional Korea, Samgyetang seringkali disantap saat cuaca sedang sangat terik dan panas. Hal ini dilakukan untuk menjaga energi dengan menyeimbangkan panas dalam tubuh dan panas dari luar. Mereka menerapkan sebuah pepatah “Yi yeol chi yeol” yang artinya melawan api dengan api. Jadi, untuk menghalau cuaca panas dengan semangkuk sup panas juga.
Ketika makanan dingin disantap saat musim panas, maka perut akan menjadi dingin, tapi bagian badan lain tetap panas. Jadi, yang harus dilakukan adalah membuat badan memiliki temperatur yang sama. Dengan memakan semangkuk samgyetang dapat meningkatkan sirkulasi darah pada organ dalam dan membantu memulihkan nafsu makan dan energi. Selain itu, panas tubuh bisa diturunkan melalui keringat setelah makan samgyetang yang panas.
Masyarakat Korea memang menetapkan tiga hari terpanas dalam setahun yang disebut sebagai sambok. Hari tersebut jatuh pada tanggal yang bervariatif, tapi hiasanya jauh pada bulan Juli dan Agustus. Perhitungannya didasarkan pada kalender lunar yang diawali dengan hari yang disebut chobok (awal), jungbok (tengah) dan malbok (akhir).
Sejarah Samgyetang
Korea Selatan mulai membuat sup dengan bahan dasar ayam sejak era Joseon. Dalam buku kuno dinasti Joseon tertulis bahwa ayam kecil direbus dan dihidangkan kepada orang yang lebih tua pada Sambok, 3 hari terpanas dalam musim panas, yaitu chobok, jungbok, dan malbok. Terutama di zaman dinasti Joseon istri raja Injo yang sakit dihidangkan sup ayam bernama Hwanggyetang yang dimasak dari ayam dan hwanggi, jenis akar tumbuhan berkhasiat. Inilah yang menjadi asal usul samgyetang. Samgyetang sendiri populer di kalangan bangsawan pada masa penjajahan kolonial Jepang. Namun, saat itu yang mereka gunakan adalah bubuk ginseng. Pada tahun 1960, samgyetang mulai populer di kalangan rakyat biasa.
Samgyetang juga memiliki julukan masakan ibu mertua, karena biasanya ibu mertua akan menyiapkan samgyetang untuk menantu laki-laki yang mengunjunginya. Oleh karena itu bagi orang Korea, samgyetang adalah masakan yang dipenuhi dengan cinta ibu.
Jadi, jika kamu berkunjung ke Korea Selatan, pastikan kamu tidak melewatkan untuk mencicipi Samgyetang ya! Karena sup ayam ginseng khas Korea ini tidak dapat kamu temukan pada sup ayam lainnya yang mungkin pernah kamu coba.
0 komentar