UPAYA BRI MEMBERIKAN LAYANAN INKLUSIF KEPADA PENYANDANG DISABILITAS
November 26, 2024Setiap Warga Negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam bidang perbankan termasuk penyandang disabiltas. Dalam UU No. 8 tahun 2016 yang dimaksud dengan penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warganegara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
Hak penyandang disabilitas dalam bidang perbankan diatur dalam UU No. 8 Tahun 2016 pasal 9 butir (e), menyebutkan bahwa penyandang disabilitas memperoleh akses terhadap pelayanan jasa perbankan dan nonperbankan.
Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan untuk penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan kesempatan. Dan mendapatkan aksesibilitas dalam dunia perbankan menjadi salah satu hak yang wajib didapatkan oleh para penyandang disabilitas dalam bidang ekonomi.
Edukasi Inklusi Keuangan kepada Penyandang Disabilitas
Inklusi keuangan merupakan upaya untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali termasuk penyandang disabilitas memiliki akses yang mudah dan merata terhadap layanan perbankan. Sayangnya, belum semua penyandang disabilitas mendapatkan aksesibilitas dalam dunia perbankan terutama penyandang disabilitas yang tinggal di daerah terpencil. Padahal, keterlibatan aktif penyandang disabilitas dalam sistem keuangan sangat penting untuk memastikan kesejahteraan sosial dan ekonomi yang setara.
Inklusi keuangan merupakan langkah penting dalam memberdayakan penyandang disabilitas agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi. Dengan kemudahan akses layanan perbankan yang inklusif, penyandang disabilitas dapat menabung, berinvestasi, dan melakukan transaksi dengan lebih mudah dan aman.
Mewujudkan inklusi keuangan bagi penyandang disabilitas memang tidak mudah dan menjadi tantangan tersendiri. Berbagai macam jenis disabilitas yang ada dari disabilitas fisik, disabilitas netra, disabilitas sensorik, disabilitas kognitif hingga disabilitas Tuli sering kali menjadi hambatan dalam memahami konsep keuangan secara mendalam. Hal ini diperparah dengan minimnya materi edukasi keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan penyandang disabilitas itu sendiri.
Untuk mengatasi tantangan ini, perlu ada dukungan, dan kerjasama dari berbagai pihak serta langkah-langkah nyata dalam menyediakan edukasi keuangan yang ramah bagi disabilitas. Misalnya, pembuatan materi edukasi keuangan dalam format audio untuk disabilitas netra, atau penggunaan video dengan bahasa isyarat untuk disabilitas Tuli. Selain itu, pelatihan keuangan bagi disabilitas juga harus dilakukan secara inklusif, dengan memperhatikan keterbatasan fisik maupun kognitif yang dimiliki masing-masing disabilitas.
Pelatihan Literasi Keuangan Bersama OJK
Mengikuti pelatihan yang diadakan oleh OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY mengenai Inklusif
Keuangan "Sosialisasi Pengenalan OJK, Industri Jasa Keuangan dan Edukasi
Keuangan." (Foto : Dok. Pribadi) |
Bank Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan beberapa inisiatif untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan penyandang disabilitas. Salah satunya adalah penyelenggaraan program literasi keuangan yang diikuti oleh berbagai kelompok disabilitas di beberapa kota besar di Indonesia.
Di komunitas tempat saya bergabung yaitu Komunitas Sahabat Difabel Semarang bersama OJK melakukan pelatihan dan kerjasama. Salah satunya adalah belajar mengatur keuangan yang diadakan oleh OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY mengenai Inklusif Keuangan dengan tema "Sosialisasi Pengenalan OJK, Industri Jasa Keuangan dan Edukasi Keuangan."
OJK bertugas mengawasi bank-bank baik bank pemerintah, swasta ataupun mengawasi non bank seperti asuransi dan pegadaian. OJK menjadi satu-satunya otoritas yang bertugas mengawasi, mengatur dan melindungi jasa keuangan.
Sebagai disabilitas fisik pengguna kursi roda, mengikuti pelatihan keuangan yang diadakan OJK, saya belajar mengatur perencanaan menggunakan rumus 10, 20, 30 dan 40 yaitu 10% penghasilan yang dimiliki dipergunakan untuk zakat, infaq dan sadaqah. Karena di dalam rezeki yang kita miliki ada hak orang lain. Memberikan 10% dari penghasilan berfungsi untuk membersihkan harta.
Menyisihkan 20% dari penghasilan agar kita siap menghadapi inflasi. Dalam berhutang sebaiknya untuk membayar cicilan itu adalah 30% dari penghasilan. Bijaklah dalam berhutang. Dan 40% dari penghasilan dipergunakan untuk sehari-hari. Bedakan antara kebutuhan atau keinginan. Jangan sampai lebih besar keinginan daripada kebutuhan yang bisa menyebabkan lebih besar pasak daripada tiang.
Upaya Mewujudkan Layanan Ramah dan Aksesibel untuk Penyandang Disabilitas di Dunia Perbankan
Layanan inklusif adalah layanan yang memberikan kesempatan kepada semua orang untuk terlibat dan berinteraksi tanpa memandang perbedaan termasuk di dunia perbankan terhadap penyandang disabilitas.
Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah pengembangan layanan perbankan digital yang lebih inklusif yaitu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Layanan perbankan ini dapat diakses melalui smartphone atau komputer sehingga memudahkan penyandang disabilitas untuk mengakses layanan tersebut tanpa harus datang ke kantor cabang fisik. Misalnya, yang telah dilakukan oleh BRI yang berupaya menyediakan layanan inklusif terhadap penyandang disabilitas dengan memperkenalkan aplikasi mobile banking yaitu BRImo yang ramah dan aksesibel untuk disabilitas dengan fitur-fitur seperti mode kontras tinggi untuk disabilitas netra, atau navigasi suara bagi penyandang disabilitas yang kesulitan menggunakan layar sentuh.
Buka Rekening Atas Nama Pribadi
Saya baru mempunyai rekening atas nama saya pada bulan Desember 2022. Bukan tanpa alasan mengapa saya tidak mempunyai rekening atas nama pribadi. Hal itu disebabkan karena sulitnya aksesibilitas di bank. Bagi non disabilitas memperoleh layanan perbankan seperti membuka rekening adalah hal yang mudah, tapi tidak bagi saya, penyandang disabilitas pengguna kursi roda karena kelainan langka Friedreich's Ataxia.
Selama ini jika melakukan transaksi perbankan saya selalu "nebeng" rekening ibu saya yang menjadi salah satu nasabah di BRI. Alasan saya membuka rekening pribadi adalah untuk keperluan pembuatan visa untuk melakukan benchmarking ke Korea Selatan.
Saya sempat bingung, saat tahu salah satu persyaratan pembuatan visa harus mempunyai rekening atas nama pribadi.
"Duh, gimana nih, pasti ribet kalau harus buka rekening di bank? Tempatnya kan nggak akses," pikir saya sambil mengingat tidak aksesnya lokasi bank beberapa tahun lalu saat saya ingin membuka rekening. Selain itu, saya juga membutuhkan pendamping untuk mengurus keperluan pembuatan rekening.
Buka Rekening BRI Online
Di tengah kebingungan yang saya alami, di era digital seperti saat ini, semua bisa diakses meskipun dari rumah dan hanya berbekal smarphone. Saya pun menghubungi customer service BRI cabang Banyumanik.
"Bagaimana caranya membuka tabungan di BRI bagi penyandang disabilitas? Apakah bisa membuka rekening tanpa harus ke bank?"
Pegawai BRI pun menjawab dengan ramah dan mengarahkan dengan jelas bagaimana cara membuka rekening BRI secara online.
Pertama, buka situs https://bri.co.id/ lalu pilih membuka tabungan. Siapkan dokumen seperti KTP dan data diri pendukung. Kemudian lakukan verifikasi diri melalui video recording. Selanjutnya, cara untuk mengaktifkan rekening baru dengan setoran awal sesuai dengan jenis rekening yang dipilih. Setoran awal saya saat itu adalah Rp50.000. Langkah terakhir adalah membuat akun BRImo untuk menikmati segala fasilitas perbankan BRI melaui smartphone.
Kemudahan Transaksi Perbankan dengan BRImo
BRI terus memberikan layanan brilian-nya kepada seluruh lapisan masyarakat, terus melayani yang belum terlayani dan menjangkau yang belum terjangkau. BRImo adalah salah satu aplikasi layanan inklusif yang disediakan oleh BRI. Layanan ini memiliki fungsi mobile banking dan internet banking ke dalam satu aplikasi dengan menu transaksi yang lebih lengkap dan menarik. Sejak menggunakan aplikasi BRImo, sebagai seorang disabilitas saya sangat terbantu. Saya bisa melakukan transfer, top-up uang elektronik (Gopay, Shopee pay, Ovo dll), cek mutasi rekening, isi pulsa dan layanan perbankan lainnya. Semua kegiatan perbankan tersebut bisa saya akses dengan mudah kapan saja dan dimana saja tanpa perlu datang ke kantor BRI. BRImo, satu aplikasi untuk semua kebutuhan perbankan.
Tak hanya menghadirkan kenyamanan dan kepraktisan dalam mengakses layanan perbankan, BRImo juga menjamin keamanan bagi setiap nasabahnya. Beragam keunggulan berupa keamanan dan perlindungan ditawarkan BRImo, di antaranya terdapat fitur safety mode. Fitur ini memiliki fungsi utama untuk melindungi akun pengguna dari penyalahgunaan atau kecurangan yang mungkin terjadi dalam proses transaksi.
Dalam mode ini, beberapa fitur transaksi yang berpotensi berbahaya atau merugikan, termasuk pengurasan saldo rekening, akan dibatasi atau dinonaktifkan. Hal ini memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya akses yang tidak sah dan penyalahgunaan akun nasabah.
Keunggulan lain dari BRImo adalah aplikasi ini memanfaatkan teknologi biometric, sehingga nasabah dapat terhindar dari penyalahgunaan atau pembobolan akun oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Teknologi pemindai bagian tubuh ini akan meningkatkan keamanan akun karena setiap pemilik dapat terverifikasi secara akurat.
Teknologi biometric yang dimiliki oleh aplikasi BRImo adalah bisa login menggunakan keamanan sidik jari (Fingerprint) dan pengenalan wajah (Face recognition), sehingga nasabah atau pemilik akun bisa melakukan identifikasi dengan lebih akurat dan tidak bisa dipalsukan.
BRI tak hanya menjamin keamanan cyber atas sistem dan platform yang dimiliki, tapi juga aktif melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. BRI juga rutin melakukan identifikasi kerentanan dan testing yang ketat untuk memastikan tidak ada celah di setiap inovasi produk digital.
Layanan inklusif melalui digitalisasi yang telah dilakukan BRI melalui BRImo sangat membantu saya sebagai penyandang disabilitas untuk mengakses layanan BRI dan sebagai upaya BRI mewujudkan inklusivitas keuangan bagi seluruh Warga Negara Indonesia.
Tantangan dan Solusi dalam Mewujudkan Inklusi Keuangan Bagi Penyandang Disabilitas
Meski sudah ada beberapa langkah menuju inklusi keuangan bagi penyandang disabilitas. Namun, tantangan di lapangan masih cukup besar diantaranya yaitu
1. Akses Fisik dan Infrastruktur
Masih banyak kantor cabang bank dan ATM yang belum ramah disabilitas. Aksesibilitas bagi penyandang disabilitas fisik, seperti ramp atau lift yang memadai, masih terbatas di banyak tempat. Solusinya adalah dengan memastikan bahwa setiap bangunan layanan keuangan dilengkapi dengan infrastruktur yang ramah disabilitas.
2. Kurangnya Adaptasi Layanan Perbankan Digital
Saat ini layanan perbankan digital telah berkembang pesat. Sayangnya, belum semua aplikasi bisa akses digunakan untuk memenuhi kebutuhan disabilitas. Sebaiknya, bank dan penyedia layanan keuangan digital perlu bekerja sama dengan komunitas difabel untuk memastikan bahwa aplikasi mereka dapat diakses dengan mudah oleh semua kalangan, termasuk disabilitas fisik, disabilitas netra, dan Tuli.
3. Belum Memiliki dan Memahami Sensibilitas Terhadap Disabilitas
Mayoritas petugas bank belum terlatih untuk menangani nasabah disabilitas. Mereka belum memiliki sensibilitas terhadap disabilitas. Belum memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan penyandang disabilitas sesuai dengan ragam disabilitas yang dimiliki dan kebutuhannya.
Padahal saat petugas bank memahami kebutuhan nasabah penyandang disabilitas dapat menciptakan pengalaman layanan yang inklusif. Pelatihan khusus bagi petugas bank tentang cara melayani nasabah disabilitas harus menjadi bagian dari program pelatihan internal di setiap bank.
4. Minimnya Edukasi Keuangan bagi Penyandang Disabilitas
Edukasi keuangan masih belum dirasakan dan dipahami oleh semua penyandang disabilitas, terutama bagi disabilitas intelektual atau kognitif. Memberi edukasi keuangan kepada penyandang disabilitas harus dilakukan dengan sabar, konsisten dan berulang-ulang. Untuk disabilitas intelektual khususnya adalah dengan mengembangkan program edukasi keuangan yang dirancang khusus untuk kelompok disabilitas baik dalam format audio, video, maupun materi visual yang mudah dipahami.
5. Kurangnya Kolaborasi
Inklusi keuangan bagi penyandang disabilitas memerlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan organisasi yang bergerak di bidang disabilitas. Dengan kerja sama yang baik, inklusi keuangan dapat terwujud lebih cepat dan efektif. Pemerintah dapat menyediakan regulasi dan insentif bagi lembaga keuangan yang menerapkan kebijakan inklusif, sementara sektor swasta dapat berinvestasi dalam pengembangan teknologi keuangan yang ramah untuk penyandang disabilitas.
Komunitas Sahabat Difabel memberikan pelatihan sensibilitas, bagaimana cara berkomunikasi dan berinteraksi yang baik dan benar dengan disabilitas netra (Foto : Dok. Pak Suwito) |
Menuju Layanan Perbankan yang Inklusif
Literasi digital dan keuangan bagi penyandang disabilitas di Indonesia masih sangat rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih besar dari pemerintah dan pihak terkait untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari perkembangan teknologi keuangan.
Mewujudkan inklusi keuangan bagi penyandang disabilitas bukanlah tugas yang mudah. Membutuhkan banyak waktu, tenaga dan juga biaya yang tidak sedikit. Melalui langkah-langkah nyata yang telah dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk BRI adalah sebuah kepedulian dan upaya mewujudkan hak-hak penyandang disabilitas.
Saya berharap, di masa depan semua penyandang disabilitas termasuk yang tinggal di daerah pelosok dapat menikmati akses yang setara terhadap layanan keuangan, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Dengan adanya layanan yang inkusif dalam dunia perbankan, penyandang disabilitas dapat berpartisipasi lebih aktif dalam kegiatan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan hidup, dan pada akhirnya membantu memperkuat perekonomian nasional secara keseluruhan.
Relawan pengajar Komunitas Sahabat Difabel memberikan edukasi literasi keuangan tentang mengenal mata uang Rupiah (Foto : Dok. Komunitas Sahabat Difabel) |
0 komentar