Dimuat di Solopos, Minggu 12 April 2020
Alhamdulillah hari Minggu, 12 April saya mendapat kabar baik jika cerita anak (cernak) karya saya berjudul Sukarelawan Cilik dimuat di Solopos, Minggu, 12 April 2020. Saya mendapat kabar bahagia ini dari dua orang teman saya yaitu Pak Suden--memberi info lewat FB dan Mbak Haya--mengabari lewat DM IG.
Cernak karya saya mengalami perubahan judul dari redaktur. Judul aslinya adalah Relawan Cilik berubah menjadi Sukarelawan Cilik. Selamat membaca!
RELAWAN CILIK
Oleh : Yeni Endah
Sudah tiga hari Tora dirawat di rumah sakit karena matanya berair akibat terlalu lama menatap layar komputer saat bermain game.
“Bunda, besok sore Janu dan teman-teman mau jenguk Tora. Kira-kira kita bawa apa ya Bun untuk Tora?” Janu meminta saran.
“Bawakan buah-buahan atau roti. Atau sesuatu yang Tora suka.”
“Tora kan sukanya main game. Masa mau Janu bawain HP biar bisa main game.” Bocah kelas 5 SD itu tertawa.
“Sebenarnya Janu dan teman-teman datang menjenguk saja sudah bisa menghibur Tora, tapi alangkah baiknya jika datang menjenguk seseorang kita membawakan buah tangan.”
“Besok Janu diskusikan dengan teman-teman sekelas aja Bun, kita mau bawa apa saat menjenguk Tora.” Tiba-tiba mata Janu tertarik dengan aktivitas Kak Raka, kakaknya yang sedang memasukkan sesuatu ke dalam kardus besar tak jauh dari tempatnya duduk.
“Lagi apa, Kak?” tanya Janu mendekati kak Raka.
“Memasukkan buku-buku untuk dikirim ke lokasi gempa. Dua hari lagi kakak akan berangkat sebagai relawan ke lokasi bencana gempa. Sebelum berangkat buku-buku ini dikirim dulu untuk memudahkan perjalanan ke lokasi gempa,” jawab Kak Raka.
“Apa itu relawan Kak? Dan untuk apa buku-buku itu?”
“Relawan adalah seorang yang dengan sukarela menyumbangkan waktu, tenaga, pikiran dan keahliannya untuk menolong orang lain. Dan buku-buku itu nantinya akan dibacakan oleh para relawan untuk anak-anak korban gempa di pengungsian, agar mereka terhibur dan tidak trauma. Sebagian dari buku ini juga akan disumbangkan,” jelas kak Raka.
“Apa semua orang bisa jadi relawan Kak, termasuk Janu.”
“Tentu saja.”
“Berarti Janu harus ke tempat bencana agar bisa jadi relawan seperti Kak Raka?”
“Menjadi relawan tidak harus ke lokasi bencana. Menjadi relawan bisa dimulai dari lingkungan terdekat dan dimulai dari hal kecil. Misalnya membantu seorang nenek yang kesulitan ketika akan menyeberang jalan. Itu juga sudah bisa disebut relawan karena Janu sudah dengan sukarela membantu nenek itu menyeberang dan mencegah hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan. Atau menghibur teman yang sedang tertimpa musibah atau sakit,” terang kak Raka.
Baca juga : Cara Kirim Cerita Anak ke Solopos
Bersama teman satu kelas, Janu menjenguk Tora setelah pulang sekolah. Tora tersenyum bahagia saat melihat temannya satu persatu memasuki ruang rawat
“Ini kami bawakan buah-buahan untuk kamu Tora. Semoga cepat sembuh ya,” kata Iko mewakili teman-temannya lalu meletakkan keranjang buah di meja di samping ranjang rumah sakit.
Sekitar 30 menit teman-teman Tora menjenguk dan menghiburnya. Janu belum pulang karena masih ingin mengobrol dengan Tora, sahabatnya.
“Kamu bawa apa Jan?” tanya Tora penasaran ketika Janu menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.
“Bawa buku.”
“Untuk apa? Kamu kan tahu aku nggak suka baca. Lagipula mataku juga masih sakit.” Tora menunjuk mata kanannya yang masih diperban.
“Untuk menghiburmu. Tenang saja aku akan jadi relawan cilik untukmu. Pasti membosankan kan di rawat di rumah sakit?” Janu teringat ketika ia harus dirawat karena demam berdarah.
“Hah, relawan cilik.” Tora terkejut.
“Ya. Aku akan membacakan buku untukmu. Aku akan meluangkan waktu juga tenagaku untuk jadi relawan cilik. Karena matamu masih sakit dan kamu tidak suka membaca, maka aku yang akan membacakannya untukmu. Setiap hari setelah pulang sekolah aku akan menjenguk dan membacakan buku cerita sampai kamu diizinkan pulang,” kata Janu antusias.
Janu memenuhi janjinya, setiap hari selama Tora dirawat di rumah sakit, ia selalu datang untuk membacakan buku cerita. Awalnya Tora ogah-ogahan mendengarkan Janu membacakan buku untuknya, tapi lama kelamaan Tora merasa tidak enak hati dan mendengarkan Janu bercerita. Seiring berjalannya waktu Tora mulai menikmati dan menanggapi apa yang Janu bacakan untuknya.
“Jan, kalau aku sudah sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit, kamu mau kan mengantarku ke toko buku,” pinta Tora pada Janu. “Aku mau beli buku. Aku mau mengurangi hobiku bermain game dan menggantinya dengan membaca buku.”
“Kamu nggak perlu beli buku. Pinjam saja koleksi bukuku.”
“Tapi koleksi bukumu itu kan buku lama.”
“Meskipun koleksi bukuku adalah buku lama, tapi akan menjadi buku baru bagi orang yang belum pernah membacanya seperti kamu. Iya kan?”
Tora mengangguk. “Terima kasih Jan, kamu sudah membacakan buku untukku setiap hari.”
Janu tersenyum dan merasa bahagia, usahanya menjadi relawan cilik dengan membacakan buku untuk Tora tidak sia-sia, karena Tora sudah mulai memiliki minat untuk membaca. Tanpa terasa satu buku sudah Janu bacakan selama seminggu Tora dirawat di rumah sakit.
SELESAI