Dunia literasi
yang mulai kutekuni sejak akhir Desember 2015, memberiku banyak kisah. Dari
mempunyai teman baru sesama pecinta dunia literasi, berbagi kisah semangat
serta motivasi
Sebenarnya tak
pernah terpikir olehku sebelumnya untuk berkutat dalam dunia tulis menulis. Aku
secara tak sengaja di dunia ini, karena perkenalanku dengan seorang sahabat di
dunia maya lalu berlanjut ke dunia nyata. Karena dia pulalah aku mengenal
dunia literasi. Mengikuti event kepenulisan untuk pertama kalinya.
Alhamdulillah lolos sebagai kontributor. Tak terasa sudah enam bulan. Tapi aku
belumlah apa-apa. Belum bisa disebut sebagai Penulis. Karena menulis adalah saranaku
menuangkan apa yang kupikir, dengar serta rasakan.
Ketika aku menjadi
kontributor beberapa teman bertanya, “Apa yang kuperoleh ketika menjadi kontributor?
Apa aku menerima sejumlah uang?
Untuk saat ini aku
memang belum memperoleh hasil materi dari tulisanku.
Lalu pertanyaan
lain muncul, “Jika tidak ada materi yang kamu dapat buat apa susah-susah nulis
Yen? Hanya buang-buang waktu.
Aku hanya
tersenyum lantas kujawab,
“Aku menulis bukan hanya mengejar materi saja,
mungkin jawaban ini terdengar klise. Tapi memang begitulah adanya. Yang kucari
disini adalah kepuasaan. Masih teringat jelas bagaimana ekspersi bahagia ibu
ketika cerpenku terpilih sebagai kontributor, serta memperlihatkan antologi
pertamaku. Itu adalah reward melebihi
dari sekedar materi.
Aku menulis untuk berbagi kisah
dengan orang lain. Aku juga ingin dikenang. Jika suatu hari nanti aku pergi,
mereka yang mencintaiku masih mengingatku melalui tulisan-tulisan yang pernah
kubuat.
Aku tidak terlalu ngoyo, hanya
sekedar mengikuti takdir Allah saja. Karena aku meyakini, segala sesuatu telah
diatur secara sempurna oleh-Nya. Akan kuikuti dan kunikmati setiap proses yang
Ia berikan. Jika menjadi Penulis adalah takdirku. Why not? Untuk mencapai sebuah puncak, perlulah kerja keras, dan
proses.
Namun sekali
lagi aku ingin menjadi penulis yang dikenang. Dengan karya yang menginspirasi.
Jika dibaca akan menimbulkan bekas bukan yang berlalu begitu saja.
Banyumanik, 18.07.2016