DIALOG BERSAMA DPRD JAWA TENGAH : PEREMPUAN BERDAYA DAN BERKARYA MENUJU INDONESIA EMAS 2045
December 28, 2025
Rasa bangga dan bersyukur itu bertambah ketika saya tahu, ketiga narasumber lainnya adalah perempuan hebat. Ada ibu Krisseptiana, SH, MM, atau yang akrab disapa Ibu Tia Hendi, Anggota Komisi E DPRD Jateng, Ibu Dra. Ema Rachmawati, M.Hum, Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah, dan Ibu Yuni Dwi Purwani Lembaga Pengkajian Pengembangan Sumberdaya Pembangunan Jateng.
"Masya Allah, ini merupakan kesempatan berharga dan (mungkin) tidak datang dua kali," ucap saya tak henti-hentinya bersyukur.
![]() |
| Flyer Dialog bersama DPRD Jawa Tengah |
Agar perempuan Berdaya dan Berkarya Menuju Indonesia Emas 2045, maka harus mencakup keberdayaan setiap perempuan, termasuk perempuan difabel. Perempuan difabel yang berdaya dan berkarya, harus dimulai dari keinginan diri difabel itu sendiri. Setelah itu barulah mendapat dukungan dari pihak keluarga, lingkungan sekitar dan pemerintah.
Di acara dialog ini saya mendapat pertanyaan dari moderator yaitu Pak Dendy Ganda.
Sebagai penulis yang banyak berkaitan dengan tema keluarga dan pemberdayaan, bagaimana Anda melihat representasi peran ibu dalam menjaga dan meningkatkan kesejahteraan keluarga di masyarakat Jawa Tengah saat ini?
Representasi ibu Jawa Tengah saat ini menurut saya adalah sosok yang tangguh, berdaya, dan multifungsi, yang berjuang keras menyeimbangkan tuntutan tradisional sebagai garwa (sigaraning nyawa/belahan jiwa) dan wong wedok (pendidik dan pengelola domestik) dengan tuntutan modern sebagai kontributor ekonomi dan agen perubahan sosial dalam keluarga.
Menurut saya, seorang ibu mempunyai peran ganda. Tidak hanya mengurus urusan domestik atau rumah tangga seperti memasak, mengurus anak dll. Namun seorang ibu juga menjadi madrasah utama atau menjadi pendidik utama bagi anak-anaknya untuk menanamkan nilai-nilai luhur Jawa, agama, dan tata krama (unggah-ungguh).
Terlebih ibu yang nemiliki anak difabel adalah ibu yang hebat karena untuk mengurus, merawat atau mendidik mereka tidak sama dengan non difabel. Harus lebih telaten, ulet. Melawan stigma terhadap anaknya jika tidak bisa apa-apa.
![]() |
| Foto bersama setelah acara selesai (Foto : Dok. Pribadi) |
Tema Hari Ibu 2025 adalah "Perempuan Berdaya dan Berkarya Menuju Indonesia Emas 2045". Apa pesan utama yang menurut Anda perlu disampaikan agar tema ini benar-benar membawa perubahan positif untuk perempuan Indonesia?
Indonesia Emas 2045 harus bercermin pada keberdayaan setiap perempuan, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Keberdayaan ini memerlukan komitmen kolektif untuk mendengar, memfasilitasi, dan menghilangkan bias agar potensi mereka dapat terwujud secara penuh.
Jika Indonesia Emas 2045 ingin terwujud, tidak ada satu pun kelompok yang tertinggal, termasuk perempuan difabel.
Baca juga : Menjadi Disabilitas Tangguh Mandiri dan Berkarya Ditengah Keterbatasan
Perempuan difabel itu bisa berdaya dan berkarya sesuai bakat dan minat jika diberi dukungan dan kesempatan. Pemberdayaan dan kesempatan berkarya harus diakses dan diakui secara setara, tanpa memandang kondisi fisik atau mental. Bahwa perempuan difabel itu bukan lagi sebagai objek charity tapi jadi subjek pembangunan. Fokusnya bergeser dari sekadar "memberi bantuan" menjadi "menghilangkan hambatan sistemik".
Dukungan itu bisa dari dukungan internal yaitu dari pihak keluarga dan dukungan eksternal itu dari lingkungan tempat tinggal dan pemerintah. Keberdayaan dimulai dari kemampuan untuk berpartisipasi. Semua infrastruktur, kebijakan, dan informasi harus diakses oleh perempuan difabel.
Akses Fisik: Menuntut bukan hanya pembangunan ramp (jalan landai), tetapi juga sarana transportasi publik yang ramah difabel, dan lingkungan kerja yang mengakomodasi kebutuhan khusus.
Akses Digital dan Informasi (literasi digital) : Semua materi program pemberdayaan dan pelatihan harus disediakan dalam format yang dapat diakses (Braille, large print, audio, atau menggunakan Juru Bahasa Isyarat). Ini memastikan perempuan difabel tidak tertinggal dalam literasi digital.
Program pelatihan harus dirancang spesifik sesuai kebutuhan (misalnya, pelatihan menjahit yang dimodifikasi untuk tuna daksa, pelatihan editing digital untuk Tuli).
Baca juga : Menjadi Konten Kreator Disabilitas Berprestasi di Era Digital
Terima kasih DPRD Provinsi Jawa Tengah untuk kesempatan yang diberikan kepada saya di dialog hari ini. Terima kasih Bu Tia, Bu Emma dan Bu Yuni untuk ilmu baru yang saya dapatkan. Terima kasih Ibu saya tercinta yang sudah mendampingi.
Prime Topic (Dialog Interaktif bersama DPRD Prov. Jateng) tanggal 15 Desember 2025 ditayangkan TVKU hari Kamis tanggal 18 Desember 2025 jam15.00 - 16.00 WIB




0 komentar