Dimuat di Solopos, Minggu, 07 April 2019
BERBURU JAMUR
Oleh : Yeni Endah
Hari ini adalah hari kedua Wahyu berlibur di rumah Kakek yang terletak di kaki gunung Ungaran. Saat bangun tidur, suasana rumah sepi. Hanya ada nenek yang sibuk memasak di dapur.
“Nek, kakek mana? Udah Wahyu cari seisi rumah tapi Kakek nggak ada?” tanya Wahyu heran.
“Pasti kakekmu sudah berangkat berburu jamur,” jawab Nenek.
“ Di mana, Nek?”
“Di kebun, ladang atau sawah.”
“Kalau gitu Wahyu mau nyusul Kakek ya Nek.”
“Jangan!” cegah Nenek. “Kamu kan tidak tahu persis di mana kakekmu berburu jamur karena tempatnya berpindah-pindah. Daripada kamu cari-cari tapi tidak ketemu mending tunggu di rumah sampai kakek pulang,” imbuh Nenek.
“Iya, Nek.” Wahyu menurut perkataan Nenek.
“Kakekmu sudah biasa berburu jamur. Apalagi di musim hujan seperti ini. Banyak jamur yang tumbuh, biasanya diawali dengan adanya laron.”
“Jenis jamur apa yang biasanya tumbuh Nek?”
“Jamur liar. Tumbuhnya musiman. Tidak semua jamur yang ditemui bisa dimakan. Ada jenis jamur khusus yang bisa dimakan dan itulah yang dicari. Jangan sampai mengambil jamur yang tidak bisa dimakan karena bisa saja itu mengandung racun. Ketika menemukan jamur maka sebaiknya kita bertanya dulu apakah jamur itu bisa dimakan atau tidak. Karena itu pengetahuan tentang jenis jamur liar yang bisa dimakan sangat diperlukan. Namun jenis jamur yang paling dicari adalah jamur barat. Bentuknya seperti payung dan berwarna putih. Rasanya lebih enak dibanding jamur tiram. Biasa dimasak dengan diberi garam atau ditumis. Jamur barat biasanya tumbuh bergerombol. Jika menemukan satu maka sudah pasti disekitarnya ada juga jamur yang lain,” jelas Nenek.
“Kakek kok nggak ajak Wahyu kalau mau berburu jamur.” protes Wahyu.
“Cucu kakek mau juga berburu jamur?”
“Mau dong Kek.”
“Kalau begitu besok pagi Wahyu berburu jamur sama Kakek ya.”
“Siap Kek,” kata Wahyu antusias.
Selesai salat subuh, Wahyu dan Kakek berangkat berburu jamur.
“Waktu yang tepat untuk berburu jamur saat musim hujan adalah pagi hari. Karena pada pagi hari jamur muncul dari tanah dan mulai mekar,” terang Kakek sambil mencari lokasi berburu jamur.
Baca juga : Cara Kirim Cernak (Cerita Anak) ke Solopos.
Setelah setengah jam berjalan, Kakek dan Wahyu tiba di persawahan, lokasi berburu jamur. Wahyu terkejut karena saat sampai sudah banyak warga desa yang juga ingin berburu jamur seperti mereka.
“Bagaimana Wahyu? Apa kamu sudah siap berburu jamur dengan yang lainnya?” Kakek memastikan.
“Siap, Kek,” ucap Wahyu mantap.
“Berburu jamur itu susah-susah gampang, jadi harus jeli memperhatikan di sela tumbuhan atau semak yang ada, tidak jarang ada dedaunan yang menutupinya. Terkadang lokasi tumbuhnya jamur juga berbahaya, bisa di semak belukar yang banyak binatang berbisanya, atau di daerah tebing. Tidak ada yang pasti letaknya, karena jamur bisa tumbuh dimana saja, jadi kewaspadaan harus tetap diutamakan,” pesan Kakek.
Wahyu kemudian berpencar untuk berburu jamur. Saat menemukan gerombolan jamur, Wahyu teringat pesan Nenek untuk berhati-hati saat mengambil jamur. Wahyu pun menghampiri Kakek untuk menanyakan apakah jamur yang ia temukan boleh diambil atau tidak. Setelah bertanya pada Kakek, Wahyu kembali ke tempat ia menemukan jamur. Tapi jamur itu sudah diambil oleh seorang anak seusinya, bernama Bambang.
“Kok kamu ambil jamurku.”
“Ini jamurku!”
“Kan aku dulu yang nemuin jamur itu.”
“Yang ambil jamur duluanlah pemiliknya. Bukan yang nemu pertama kali.” Bambang tak mau mengalah.
Kakek yang berdiri tak jauh dari Wahyu dan Bambang pun menghampiri dan menanyakan penyebab pertengkaran mereka. Wahyu menceritakan semuanya. Kakek mengangguk mengerti.
“Jamur tumbuh di alam dan tidak ada yang memiliki. Siapa yang cepat menemukan dan mengambilnya maka dialah yang akan mendapatkannya. Jika kita kesiangan saat berburu jamur maka tidak akan ada yang bisa kita dapatkan, kalaupun ada mungkin itu masih kecil atau masih berupa kuncup yang masih tidak jelas nampak. Daripada kalian saling berebut, alangkah baiknya kalian berburu jamur secara berkelompok. Tentu akan lebih mudah mencarinya. Tapi ingat hasilnya harus dibagi rata ya,” ucap Kakek bijak.
Setelah tiga jam berburu jamur, Wahyu dan Kakek pulang ke rumah.
“Hasil berburu jamur kita hari ini jumlahnya cukup melimpah. Nanti kita bagi dua. Setengahnya untuk kita makan dan setengahnya untuk dijual dan bisa dijadikan tambahan penghasilan,” kata Kakek.
Wahyu senang bisa berburu jamur bersama kakek. Berburu jamur di musim penghujan adalah kegiatan seru dan menyenangkan yang tidak bisa Wahyu lakukan di tempat tinggalnya, karena di kota persawahan sudah berubah dan dibangun menjadi kantor dan pusat perbelanjaan.