ANTRE VAKSIN
April 08, 2021
Sudah lebih dari satu tahun virus Covid-19 melanda Indonesia. Pelbagai cara pemerintah lakukan guna menekan penyebaran virus Corona. Salah satunya dengan mendatangkan vaksin. Pemberian vaksin ini diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia, tapi diprioritaskan untuk lansia.
Masyarakat pun rela untuk antre vaksin untuk mendapatkannya agar bisa terhindar dari Covid-19. Saat antre vaksin inilah terjadi peristiwa yang tak terduga. Salah satunya adalah pengalaman yang dialami oleh teman ibu saya. Ketika ibu saya menuturkan kisah tersebut, langsung saya eksekusi hehe...
Alhamdulillah, tulisan saya berjudul Antre Vaksin dimuat di rubrik Ah, Tenane Solopos edisi Sabtu, 03 April 2021.
Selamat Membaca!
ANTRE VAKSIN
Oleh : Yeni Endah
Senin pagi, Pak Jon Koplo dan Bu Lady Cempluk mendapat panggilan dari Puskesmas Srondol, Banyumanik untuk mendapat vaksin Covid-19. Sebelumnya, seminggu yang lalu mereka sudah mendaftar secara online.
“Ayo Bu, kita berangkat,” kata Pak Koplo pada Bu Cempluk.
“Jam berapa ini Pak? Apa nggak kepagian? Puskesmas bukanya jam 08.00,” ucap Bu Cempluk sambil menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul 07.00.
“Ya nggak apa-apa Bu. Luwih becik mangkat gasik, ben ora kesuwen antrine.” Bu Cempluk pun menuruti permintaan suaminya.
Betapa terkejutnya mereka begitu sampai di Puskesmas, sudah banyak orang antre untuk mendapat vaksin Covid-19. Tentu saja dengan menerapkan protokol kesehatan dan jaga jarak.
“Wah, padahal awake dewe wis gasik mangkate, tapi ana sing luwih gasik.” Pak Koplo heran.
Pak Koplo dan Bu Cempluk lalu mengambil nomor antrean. Setelah dua jam menunggu, nama mereka dipanggil dan masuk ke ruangan dokter bersama-sama.
Antre Vaksin dimuat di rubrik Ah, Tenane Solopos edisi Sabtu, 03April 2021 |
Ndilalah, saat giliran mereka mendapat vaksin, persediaan vaksin di Puskesmas habis.
“Ngapunten Pak, Bu, persediaan vaksinnya habis,” ucap dokter yang diketahui bernama Tom Gembus.
“Lho lha terus pripun niki, Dok?” tanya Pak Koplo panik.
“Nanti jika persediaan vaksin sudah tersedia, kami akan menghubungi bapak dan ibu lagi. Sekarang bapak dan ibu boleh pulang,” jawab dokter Gembus.
Baca juga : Cara Kirim Tulisan ke Rubrik Ah, Tenane Solopos
“Oalah tiwas mangkat gasik, antri suwi, eh tekan kene malah vaksine entek,” ujar Pak Koplo dengan nada kecewa.
“Ya wis ora apa-apa Pak. Yang penting nama kita sudah terdaftar. Tinggal nunggu panggilan lagi dari Puskesmas untuk suntik vaksin.” Bu Cempluk mencoba menghibur hati suaminya.
SELESAI
0 komentar