Terhitung mulai bulan maret 2020, Presiden Jokowi sudah menghimbau kepada seluruh rakyatnya untuk di rumah aja dan melakukan social distancing. Anjuran tersebut dibuat demi kebaikan dan kepentingan bersama demi memutus mata rantai penyebaran virus corona atau covid-19. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019. Semakin hari penyebarannya semakin luas. Seluruh dunia sudah terkena dampak dari virus corona.
Himbauan untuk di rumah aja memang bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang terutama bagi orang yang mempunyai mobilitas tinggi. Terus gimana dong dengan difabel? Pasti lebih mudah ya untuk tetap di rumah aja. Kan difabel udah biasa. Eitss ... tunggu dulu guys! Jadi difabel bukan halangan untuk keluar rumah. Saya punya teman difabel yang aktif. Bahkan boleh dikatakan dia pulang ke rumah buat numpang tidur aja, hehe. Semua tergantung individunya.
Bagi saya pribadi, berdiam diri di rumah atau di rumah aja adalah hal yang biasa dan tidak merasa jenuh, karena banyak hal yang bisa dilakukan. Saya betah atau suka di rumah bukan karena kondisi saya yang difabel. Dulu waktu masih bisa berjalan, ketika teman mengajak pergi saya tidak langsung mengiyakan. Saya akan berpikir lama. Orang yang suka atau betah dirumah aja menurut saya adalah tentang kepribadian. Apakah dia seorang ekstrovert atau introvert. Beberapa hari yang lalu seorang teman bercerita,
"Baru 3 hari di rumah aja, rasanya seperti separuh nyawaku ilang. Kok kamu betah ya Yen?"
"Bosen. Sehari 24 jam rasanya lama buangett."
Tentu setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk menghilangkan kebosanan di rumah. Dalam kesempatan kali ini saya ingin berbagi cerita hal-hal apa saja yang saya lakukan saat di rumah
1. Menulis
Teman saya langsung protes, saat saya beritahu hal yang bisa dilakukan menghilangkan rasa bosan adalah menulis.
"Ya iyalah Yen. Kamu kan penulis. Nulis itu susah. Bukannya menghilangkan bosan malah tambah jenuh."
Hmmm.. sebenarnya kamu tidak perlu menulis seperti yang saya lakukan yaitu menulis cernak, cerpen ataupun artikel. Kamu bisa menulis dari hal sederhana. Free writing. Tulis apa yang kamu dengar, lihat dan rasakan. Bukankah kamu juga sering melakukannya? Menulis status di FB, Twitter, story IG ataupun story WA.
2. Membaca
Bagi saya membaca dan menulis adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan seperti aku dan kamu. Eaaaa.....
Kenapa saya bilang seperti itu? Menulis dan membaca saling berkaitan? Karena tidak ada penulis yang tidak suka membaca. Ibaratnya membaca adalah asupan gizi dan menulis adalah sarana untuk "memuntahkannya."
Membaca buku itu menyenangkan. Mulailah membaca buku dari genre yang kamu sukai. Membaca buku dapat menghadirkan sensasi tersendiri. Namun, sebagian difabel ada yang mengalami kesulitan membuka lembaran buku atau memiliki gangguan penglihatan. Kamu tidak perlu khawatir, karena sekarang sudah ada buku dalam bentuk elektronik atau e-book. Bahkan ada juga buku yang berbentuk audio.
3. Belajar online
Sejak imbauan belajar dari rumah--bahkan sebelum anjuran tersebut saya sudah belajar menulis online baik di Facebook ataupun WhatssApp. Tanggal 17-18 Maret 2020, saya mengikuti kelas kursus menulis online menuntaskan naskah bersama Pak Anang YB.
Sebenarnya saat ini banyak pihak yang menyelenggarakan kursus online sesuai passion, baik gratis ataupun berbayar. Daripada membuang waktu sia-sia, lebih baik gunakan waktu untuk belajar. Selain mendapat ilmu juga mendapat pengalaman dan teman baru.
4. Bermain Game
Bermain game bisa menghilangakan bosan dan menyenangkan. Jadi tak heran, game memiliki kedudukan tersendiri di hati para gamer. Saya juga suka bermain game yaitu Criminal Case. Biasanya paling tidak sehari sekali saya bermain game.
Bermain game bisa dilakukan siapa saja termasuk difabel. Salah satu gamer difabel terkenal adalah Edo Satu Tangan--yang meninggal beberapa hari lalu. Menurut seorang jurnalis lepas berkursi roda Raya Al Jadir ada beberapa game yang direkomendasikan untuk difabel karena cukup akses misalnya Candy Crush, Wordscapes, Bingo, dan Gin Rummy Selain bermain game online--yang sudah tentu membutuhkan kuota internet. Kamu juga bisa bermain game tradisional misalnya monopoli, ludo dan halma.
5. Bermain sosial media
Di zaman teknologi saat ini siapa sih yang tidak punya sosial media, Facebook, Instagram dan lain-lain. Tak dapat dimungkiri, sosial media adalah salah satu hal yang disukai banyak orang. Dimana saja, kapan saja dan kapanpun orang bermain sosial media. Bahkan seseorang bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk berselancar di dunia maya. Bermain sosial media itu ibarat sebilah pisau yang bisa memberikan dampak positif dan negatif, tergantung penggunanya.
Sosial media bisa mengurangi depresi dan kecemasan, membantu dalam mengetahui berita terhangat, mengetahui segala hal yang terjadi di seluruh dunia dan melihat berbagai sudut pandang orang. Sisi negatifnya, sosial media bisa menjadi bumerang, jika tidak pandai mengendalikan diri. Jarimu harimaumu. Bijaklah dalam bersosial media.
Itulah 5 hal yang biasa saya lakukan sebagai difabel untuk mengurangi rasa bosan saat di rumah aja. Kalau teman-teman gimana? Apa yang kalian lakukan? Yuk cerita, jangan malu-malu.