Pernahkah kamu dianggap lebih tua dari umurmu sebenarnya atau dikira lansia karena uban yang memenuhi seluruh kepala? Pasti rasanya menjengkelkan ya? Apalagi jika yang mengira kamu lansia adalah orang yang tidak kamu kenal sama sekali.
Berdasarkan pengalaman seseorang yang saya kenal dan dianggap lansia karena uban yang memenuhi hampir seluruh kepalanya, ide tulisan ini muncul.
Alhamdulillah tulisan saya Bukan Lansia dimuat di rubrik Ah Tenane Solopos, edisi Jumat, 21 Januari 2022
Selamat Membaca!
BUKAN LANSIA
Oleh : Yeni Endah
Lady Cempluk adalah seorang wanita pekerja kantoran di Semarang. Biasanya ia diantar dan dijemput Jon Koplo, suaminya. Namun sore itu, Koplo tidak bisa menjemput karena ada urusan mendadak. Maka Cempluk memutuskan pulang naik BRT (Bus Rapid Transit)
Baca juga : Cari Kirim Tulisan ke Rubrik Ah Tenane Solopos
“Bu, itu rambutnya asli atau semiran? Terus putihnya sebanyak itu apa nggak gatel?” tanya seorang wanita bernama Genduk Nicole pada Cempluk saat menunggu BRT datang di halte bus.
“Ini asli Bu. Bukan semiran,” jawab Cempluk.
“Saya saja yang rambut putihnya nggak sebanyak itu gatel banget,” lanjut Nicole.
“Rasanya tidak gatal kok Bu, meski uban saya tumbuh sebanyak ini,” kata Cempluk sambil tersenyum.
“Usia Ibu berapa?” Nicole heran melihat uban yang tumbuh hampir merata di kepala Cempluk.
“Belum ada 60 tahun, Bu.”
“Lho, isih tua aku 5 tahun, tapi kok rambute wis uwanen kabeh,” ucap Nicole sambil memperhatikan kepala Cempluk.
Lima menit kemudian BRT datang. Cempluk dan Nicole naik BRT bersama-sama. Anehnya saat mereka naik, semua penumpang melihat ke arah Cempluk. Bahkan ada seseorang yang menawarkan kursinya untuk Cempluk duduk.
“Terima kasih, tapi saya bukan lansia,” tolak Cempluk. Saat ia menolak tawaran tersebut para penumpang lain malah kasak-kusuk di belakang Cempluk.
“Oh, ternyata ibu itu bukan lansia.”
Cempluk hanya bisa bersabar dan ingin segera sampai rumah.
Baca juga : 7 Hal yang Wajib Diperhatikan Sebelum Mengirim Tulisan ke Media
“Ini pak ongkosnya,” ucap Cempluk sambil menyerahkan sejumlah uang ketika BRT sudah hampir tiba di tujuan.
“Ibu ada kartu lansia?” tanya kondektur bernama Tom Gembus.
“Saya bukan lansia. Kan tadi waktu saya menolak diberi kursi oleh penumpang lain saya sudah bilang kalau saya bukan lansia dan bapak berdiri di depan saya. Apa bapak tidak mendengar?” Cempluk menjawab dengan tegas lalu menyerahkan uang pada Gembus.
“Segitu tampak tua kah aku sehingga dikira lansia karena uban yang tumbuh memenuhi kepalaku,” batin Cempluk dalam hati saat turun dari BRT.
SELESAI
Bukan Lansia dimuat di rubrik Ah Tenane Solopos edisi Jumat, 22 Januari 2022 |