NUMPANG MAKAN

September 04, 2020

numpang makan ah tenane solopos

Alhamdulillah, tulisan saya berjudul "Numpang Makan" dimuat di rubrik Ah, Tenane Solopos, edisi Senin, 31 Agustus 2020. Saya mendapat info pemuatan karya dari grup Jon Koplo Hari Ini. Saya membaca postingan Pak Abu Nadhif yang memberikan clue tulisan yang akan dimuat keesokan harinya yaitu Numpang Makan atau Nunut Ngeyup. Saat membacanya saya antara yakin dan tak yakin jika tulisan tersebut adalah tulisan saya. Tulisan yang saya kirim memang berjudul Numpang Makan tapi karena ada clue nunut ngiyup saya tak terlalu yakin.

Saya menunggu Pak Suden yang setiap hari memposting karya siapa saja yang dimuat di grup, tapi sampai sore hari kok belum posting juga. Akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Pak Suden, apakah karya yang dimuat adalah tulisan saya? Pak Suden membenarkan jika memang  tulisan yang dimuat dan beliau juga mengatakan belum bisa update info karena masa berlaku E-papernya habis dan In sya Allah besok akan memperpanjang. Dan tanggal 2 September saya baru mendapatkan e-papernya. 

Selamat Membaca!


NUMPANG MAKAN

Oleh : Yeni Endah

 

Minggu pagi Jon Koplo bersepeda sejauh 9 km dengan rute perjalanan dari rumahnya di Banyumanik sampai ke Ungaran. Saat perjalanan pulang tiba-tiba perutnya terasa lapar.

“Aduh piye iki wetengku luwe. Kira-kira ana warung cedhak kene opo ora ya?” tanya Koplo dalam hati. Ia lalu mengayuh sepeda sambil menengok ke kanan dan ke kiri berharap ada warung yang buka.

Mata Koplo berbinar saat melihat dari kejauhan ada warung di seberang jalan. Tanpa pikir panjang ia mengayuh sepeda dan memarkirkannya di halaman. Kemudian ia masuk dan melihat sekeliling untuk memastikan. Di dalam Koplo melihat ada seorang pria dan anak perempuan sedang makan. Di atas meja tersusun hidangan yang menggoda selera, beberapa bungkus nasi, teko berisi teh dan gelas tersusun rapi.


Baca juga : Cara Kirim Tulisan Ke Rubrik Ah, Tenane Solopos




Tak tahan lagi menahan lapar, Koplo langsung mengambil dua nasi bungkus yang tersedia di meja. Saat Koplo selesai makan, muncul seorang ibu bernama Lady Cempluk.

“Berapa, Bu?” Koplo mengeluarkan dompet dari saku celananya.

“Maaf Pak. Maksudnya apa ya?” Cempluk heran.

“Saya tadi habis makan dua nasi bungkus dan segelas teh. Jadi totalnya berapa, Bu?”

“Oalah bapak mau bayar? Tapi ini bukan warung.”

“Lho mboten warung pripun, Bu? La niku?” Koplo menunjuk seorang bapak dan anak perempuan yang sedang makan dan menu masakan yang tersedia di meja. Bu Cempluk akhirnya mengerti apa yang Koplo maksud.

“Begini, Pak. Ini bukan warung tapi dapur. Dapur rumah kami sedang direnovasi jadi untuk sementara dapur dipindah ke ruangan depan. Menu yang tersedia di meja adalah masakan yang saya siapkan untuk suami dan anak saya. Sementara nasi bungkusnya untuk kuli bangunan yang nanti akan bekerja,” jelas Bu Lady Cempluk.

“Ladalah sing tak kira pelanggan ternyata bojo lan dan anake Bu Cempluk,” gumam Koplo dalam hati. Ia segera meminta maaf pada pemilik rumah dan berpamitan sambil menahan malu karena pagi-pagi sudah numpang makan di rumah orang.

 

SELESAI

 

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe