Sejak menekuni dunia literasi lebih dalam pada tahun 2015, saya mengalami beberapa masalah klasik saat menulis. Selain writer's block atau kebuntuan ide. Masalah klasik yang hampir dialami oleh semua penulis adalah meluangkan waktu khusus untuk menulis.
Alasan yang sering dikatakan oleh penulis ketika karya tulisnya belum selesai adalah tidak mempunyai waktu untuk menulis. Waktunya tersita oleh rutinitas sehari-hari. Bagi yang masih sekolah atau kuliah pasti tugas kuliahnya yang dijadikan sebagai alasan tidak mempunyai waktu untuk menulis.
"Menulis itu bukan menunggu waktu luang, tapi meluangkan waktu untuk menulis."
Mak jleb banget ya! Memang kalimat tersebut benar adanya. Jika menunggu waktu luang, dan banyaknya aktivitas sehari-hari. Dijamin tulisan nggak bakal kelar-kelar deh! Hiks ...
Baca juga : 7 Cara Ampuh Mengatasi Writer's Block Ala Yeni Endah
Stephen Hawking, yang hampir lumpuh total saja telah menyelesaikan karya luar biasanya tentang asal- muasal semesta. Ada juga seorang ibu single parent di London telah menyelesaikan tulisannya, tulisan yang kemudian menyihir dunia.
Saya sendiri juga mengalami masalah klasik tersebut. Godaan menulis itu memang luar biasa. Misalnya ketika saya sudah berniat akan menyelesaikan sebuah tulisan, mendadak ada pemberitahuan WA masuk, eh saya malah asyik berbalas pesan dengan teman saya. Apalagi ketika saya aktif kegiatan di luar. Aduh, sudah pasti saya akan lebih banyak menghabiskan waktu di luar. Saat akan menulis setelah pulang dari kegiatan badan rasanya udah remuk semua. Secara otomatis badan akan memilih untuk istirahat.
Terus gimana ya caranya, supaya bisa tetap punya waktu untuk menulis, tapi tanpa mengabaikan tanggung jawab? Jawabannya adalah MANAJEMEN WAKTU . Ya saya mencoba untuk mengatur waktu atau lebih tepatnya meluangkan waktu untuk menulis di tengah segala kesibukan.
Ada 5 cara meluangkan waktu menulis di tengah kesibukan yang saya lakukan
1. Miliki Niat yang Kuat dan Jangan Lupa Berdoa agar Allah Memudahkan Segala Urusan
Sebelum tidur, saya selalu berniat dalam hati untuk menulis tulisan baru atau menyelesaikan tulisan yang belum selesai. Saya juga selalu berdoa pada Allah, agar Dia memberi kemudahan dan kelancaran pada saya untuk menulis. Agar ide terus mengalir sehingga saya tidak mengalami writer's block.
2. Tentukan Waktu Khusus untuk Menulis
Saya memiliki waktu khusus menulis yaitu setelah subuh. Saya akan meluangkan waktu lebih kurang dua jam untuk menulis. Kenapa saya memilih waktu setelah subuh untuk menulis? Karena setelah subuh pikiran masih fresh dan belum terbebani dengan tugas yang lain.
Setiap orang pasti memiliki waktu khusus untuk menulis. Tentukan waktu yang tepat untuk menulis dan lakukan dengan konsisten jika sudah menemukan waktu favorit untuk menulis.
3. Jangan Menunggu Datangnya Ide untuk Menulis
Datangnya ide memang tidak diduga. Ide bisa muncul kapan saja dan di mana saja. Kalau banyak ide bermunculan sih enak. Tentu bisa dengan lancar menulis. Terus kalau ide nggak datang-datang terus nggak nulis gitu? Eh ya nggak gitu juga kali. Ide itu bisa dicari kok. Misalnya saja dengan membaca buku, menonton TV, atau bahkan melihat IG/WA story teman hehe ...
4. Tentukan Target Menulis
Saat menulis saya selalu membuat target. Misalnya kapan tulisan itu selesai (saya biasa memberi DL pada diri sendiri ketika menulis), sehari menulis berapa halaman. Atau ketika mengikuti lomba menulis, saya akan memberikan DL (Deadline) seminggu lebih cepat dibandingkan DL yang diberikan panitia lomba. Hal tersebut saya lakukan agar saya mempunyai waktu untuk mengkoreksi tulisan saya dan agar tidak terburu-buru. Buat janji pada diri sendiri dan harus ditepati ya! Dengan membuat DL pada diri sendiri tanpa disadari sudah mendisiplinkan diri sendiri.
“Sometimes, deadline is the greatest inspiration."
5. Menulis dengan Hati dan Maksimal
Menulislah dengan hati, cinta, ketulusan dan lakukan dengan maksimal. Lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan sebaik-baiknya akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Saat menulis kadang datang rasa malas atau tugas yang datang tiba-tiba.
Baca juga : 7 Hal yang Membuat Saya Terus Menulis Meski Hanya Dengan Satu Jari
Tetaplah menulis meski pelan. Sebagai difabel karena kelainan langka Friedreich's Ataxia saya hanya mampu menulis menggunakan satu jari yaitu jari telunjuk kanan. Namun saya tidak menyerah. Meski tertatih saya terus menulis.
Untuk menciptakan karya tulis yang luar biasa dibutuhkan kerja keras. Pandanglah ke depan, yakinlah bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia di dunia ini.
Apa yang dilakukan sekarang lakukanlah dengan segera. Jangan ditunda-tunda. Termasuk dalam hal menulis. Jangan menunggu waktu luang tapi luangkan waktu untuk menulis.
Mari berkarya dengan cinta dan ketulusan!