Akhir April 2021, saya mengikuti Open Call yang diadakan oleh British Council. Dan pada awal Mei, tepatnya tangga 7 Mei 2021, saya menerima email dari British Council yang menyatakan bahwa saya lolos seleksi dan dipilih oleh panel juri dari British Council, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan KamiBijak untuk mengikuti program Writing for Inclusion 2021.
Wah rasanya senang sekali menjadi salah satu dari peserta Kohort B yang akan lolos seleksi Writing for Inclusion. Itu artinya saya akan belajar dengan orang-orang hebat yang ahli pada bidangnya masing-masing
Apa itu Writing for Inclusion?
Writing for Inclusion adalah lokakarya jurnalistik inklusif yang diselenggarakan oleh British Council berkolaborasi dengan Disability Arts Online, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan KamiBijak.
Writing for Inclusion adalah program lokakarya online selama dua belas jam yang ditargetkan kepada dua kohort jurnalis asal Indonesia:
1. Jurnalis aktif, baik disabilitas maupun non-disabilitas.
Pendaftar untuk Grup A jurnalis aktif harus jurnalis asal Indonesia yang kini sedang aktif dan mampu menunjukkan setidaknya dua tahun pengalaman penerbitan. Pendaftar juga harus memiliki minat untuk menulis secara lebih inklusif
2.Jurnalis pemula disabilitas atau penulis disabilitas di berbagai jenjang karir.
Pendaftar untuk Grup B jurnalis pemula disabilitas atau penulis disabilitas harus jurnalis pemula atau penulis asal Indonesia yang memiliki disabilitas dan memiliki minat aktif menjadi jurnalis. Pendaftar harus dapat menunjukkan semangat dan komitmen untuk menulis, misalnya, memiliki blog sendiri atau pernah dipublikasikan di platform online tanpa bayaran.
Program Writing for Inclusion 2021 menawarkan sesi bimbingan individu bersama dengan mentor yang berasal dari berbagai pengalaman dan latar belakang. Selain itu, ada sesi berjejaring yang tujuannya adalah agar para peserta terpilih dapat saling berbagi dan belajar dari satu sama lain. Semua kegiatan akan dilakukan secara online.
British Council telah menjalankan program seni disabilitas di Indonesia selama 5 tahun terakhir, bekerja dengan berbagai spektrum pemangku kepentingan, baik di tingkat kebijakan, institusi, maupun individu.
Writing for Inclusion adalah kesempatan yang diberikan oleh British Council untuk memperkaya keterampilan para jurnalis aktif dan pemula untuk memperluas ruang lingkup praktik jurnalistik mereka, mengangkat perspektif baru, dan melatih bagaimana menulis secara inklusif.
Alhamdulillah lolos seleksi peserta Kohort B, Writing for Inclusion 2021 (Dok. IG Arts British Council Indonesia) |
Program Writing for Inclusion 2021
Program Writing Inclusion 2021 berlangsung lebih kurang selama 6 minggu. Kegiatan dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom.
- Pertemuan koordinasi bagi peserta workshop pada 25 Mei 2021.
- Program utama Writing for Inclusion secara online yang terdiri dari satu sesi webinar utama online berjudul ‘Empowering disabled people through how we talk and write’ bersama Colin Hambrook (founding Editor) dan Joe Turnbull (Assistant Editor) dari Disability Arts Online.
- Dua sesi online khusus untuk setiap kelompok yang dipandu oleh Disability Arts Online
- Satu sesi online khusus yang dipandu oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
- Satu sesi online khusus yang dipandu oleh KamiBijak
- Satu sesi berjejaring online yang difasilitasi oleh British Council Indonesia.
- Aktivitas dan proses evaluasi setelah program selesai.
Selama mengikuti program Writing fof Inclusion banyak hal yang saya pelajari diantaranya
- Representasi orang-orang disabilitas di media mengenai stereotip dan bagaimana cara mengenalinya.
- Pendekatan model sosial disabilitas sebagai sarana menuju inklgusifitas; pola pikir kritis terhadap hambatan dan akses ketimbang kondisi medis. Pentingnya bagi orang-orang disabilitas untuk terwakili dengan baik.
- Mendalami berbagai macam gaya penulisan dan jenis konten.
- Menulis artikel tentang seniman disabilitas yang diberikan oleh Disability Arts Online dan mendapatkan feedback atau umpan balik dari tugas yang saya kerjakan.
- Mengembangkan outline liputan yang baik agar dapat tetap fokus pada isu yang diangkat.