Sampai saat ini saya sering mendapat pertanyaan "Kenapa saya menulis?" atau pertanyaan dengan kalimat berbeda tapi intinya sama.
"Kenapa saya memilih menulis diantara beberapa pilihan yang bisa saya pilih?"
"Kenapa saya terus menulis, meski hanya dengan satu jari saja?"
Saat ini saya memang menulis meski hanya menggunakan satu jari yaitu jari telunjuk kanan. Hal ini karena pengaruh kelainan langka yang saya miliki yaitu Friedreich's Ataxia.
Sebenarnya alasannya simple. Jika boleh jujur, saya tidak pernah memilih menulis sebagai bidang yang saya tekuni ataupun profesi. Ya, menulis adalah hobi saya. Saya menyukai menulis sejak kecil. Ketika saya sudah mengenal huruf, kata, dan kalimat.
Sampai saat ini sebenarnya saya agak gimana gitu kalau ada yang menyebut saya penulis. Karya yang saya hasilkan masih belum seberapa dibandingkan teman-teman penulis lainnya. Ibaratnya saya ini masih seujung kuku daripada mereka. Baik dari segi karya ataupun pengalaman.
Alasan kenapa saya memilih menulis atau hal apa saja yang membuat saya terus menulis meski hanya dengan satu jari adalah sebuah pertanyaan sederhana. Pada kesempatan kali ini saya ingin menuliskan dan mengutarakan alasan atau hal yang membuat saya terus menulis meski hanya dengan satu jari.
1. Hobi
Alasan utama saya terus menulis adalah karena hobi. Yang namanya hobi, saat kita melakukannya tentu tanpa beban. Mengalir begitu saja. Begitu juga yang saya rasakan. Menulis sudah menjadi bagian dari hidup saja. Awalnya saya menulis di diary lalu di blog kemudian saya menulis untuk dikirim ke media cetak, media online, atau menulis untuk diikutsertakan lomba.
2. Mencurahkan pikiran atau sebagai Healing Theraphy
Saat menulis saya bisa mencurahkan apa yang ada di pikiran saya. Apa yang saya lihat, dengar dan rasakan. Ketika menulis saya bisa membebaskan imajinasi saya (Ini saya lakukan saat menulis cerita fiksi). Saat menulis fiksi saya bebas berekspresi dan berimajinasi sesuai keinginan dan kebutuhan saya. Hal tersebut akan membuat imajinasi saya hidup dan berkembang. Menulis juga sebagai healing theraphy untuk saya, agar segala uneg-uneg tidak mengendap dalam pikiran sehingga bisa jadi penyakit nantinya.
3. Berbagi Pengalaman dan Mengabadikan Peristiwa
Tentu banyak peristiwa dan pengalaman yang kita alami. Salah satu cara berbagi pengalaman dan mengabadikan peristiwa tersebut adalah dengan menulis. Dengan menulis, saya bisa berbagi pengalaman dengan orang lain. Jika saya berbagi pengalaman secara lisan, orang akan mudah lupa tapi jika saya menulis pasti akan membekas lama bagi mereka yang membaca. Kalaupun lupa, maka mereka bisa melihat kembali apa yang saya tulis tanpa harus kembali mengingat-ingat atau meminta saya untuk menceritakan kembali.
4. Mendapat Ilmu
Jangan salah lho, saat kita menulis bisa mendapatkan ilmu. Kenapa saya bisa bilang seperti itu? Karena ketika saya ingin menulis hal baru otomatis saya akan riset yaitu dengan membaca. Baik membaca buku, membaca artikel, membaca tulisan-tulisan orang lain ataupun membaca tanda-tanda kebesaran Allah yang terlukis dalam kehidupan sehari-hari manusia (Jadi penulis itu harus peka "menangkap" peristiwa di sekelilingnya)
Tidak mungkin seseorang itu akan bisa menulis tanpa pernah membaca. Membaca menambah ilmu dan memperkaya inspirasi dan ide-ide baru. Membaca dan menulis adalah dua hal yang saling berhubungan.
Menulis itu ibarat "memuntahkan" ide-ide yang telah kita dapatkan dengan banyak “memakan” alias membaca tulisan orang lain. Tidak mungkin kita bisa muntah tanpa pernah makan. Nah, membaca adalah proses “makannya” orang yang akan bisa “memuntahkan” ide-idenya dalam bentuk tulisan. Mari banyak membaca untuk bisa menghasilkan banyak tulisan.
5. Untuk Dikenang
Jika saya sudah pergi dari dunia ini, maka orang-orang bisa mengenang saya melalui tulisan-tulisan saya. Lewat blog ini salah satunya atau tulisan saya sudah pernah dimuat di media cetak ataupun online.
6. Dikenal dan Terkenal
Menulis membuat saya dikenal banyak orang. Kok bisa? Bagaimana caranya? Ya tentu bisa banget. Caranya adalah ketika tulisan dimuat di media cetak ataupun online secara otomatis orang akan mengenal kita.
Apalagi jika tulisan-tulisan kita sering dimuat. Semakin banyak kita menulis dan dimuat maka semakin besar peluang kita untuk dikenal oleh orang lain. Namun, perlu diingat tidak semua tulisan yang akan dimuat oleh media. Agar sebuah tulisan dimuat itu perlu kerja keras dan pengorbanan karena redaktur akan memilih tulisan yang bagus dan layak untuk diterbitkan. Jadi, adalah sangat penting untuk mengasah kemampuan menulis agar tulisan kita bisa dimuat di media. Cara terbaik mengasah kemampuan menulis adalah dengan terus menulis.
Jika tulisan kita belum dimuat di media yang dituju jangan menyerah. Terus menulis, kirim, lalu lupakan. Untuk dimuat di media itu tidak bisa satu kali kirim langsung dimuat. Ada lho salah satu teman saya yang tulisannya dimuat setelah 50 kali kirim. Bahkan ada yang harus menunggu satu tahun hingga tulisannya terbit.
7. Mendapatkan Penghasilan
Awalnya saya tidak tahu jika menulis bisa mendapatkan uang. Namun setelah saya memiliki banyak teman penulis, saya baru jika dari menulis kita bisa dapat uang.
Bagaimana caranya? Caranya mengirim tulisan kita ke media. Otomatis ketika tulisan kita dimuat, kita akan dibayar, tapi tidak semua media menyediakan imbalan uang saat tulisan kita dimuat ya. Ada media yang tak berhonor atau memberikan imbalan berupa buku. Bukan berarti media tak berhonor berarti mudah untuk lolos kurasi dan dimuat. Berhonor dan tak berhonor sama-sama sulitnya untuk lolos kurasi.
Menulis mendapatkan uang bisa juga didapatkan melalui menang lomba blog. Saya pernah mendapat uang dari hasil menang lomba blog, saat berhasil meraih juara 1 yang diadakan oleh Dompet Dhuafa. Artikel bisa kamu baca di sini.
Menulis untuk mendapatkan uang tidak ada salahnya, tapi jangan dijadikan alasan kuat kita menulis, karena jika tulisan kita belum dimuat-muat juga atau bahkan belum menang lomba akan menimbulkan rasa kecewa. Jika belum berhasil, jadikan semangat agar kita terus berkarya. Mendapatkan uang dari menulis adalah bonus dari kerja keras kita.
Hal terpenting yang membuat saya terus menulis meski hanya dengan satu jari selain hobi adalah saya memiliki orang-orang yang selalu mendukung saya untuk terus menulis. Mereka inilah yang selalu memberikan saya kekuatan dan semangat untuk terus menulis. Mereka selalu bertanya hal-hal sederhana, tapi begitu berarti untuk saya.
"Yen, kamu nulis apa hari ini?"
"Yen, tulisanmu udah sampai mana?"
"Yen. nanti kalau tulisanmu sudah selesai, aku mau jadi orang pertama yang baca ya?"
Terima kasih untuk semua dukungan kalian untuk saya selama ini.
Jika teman-teman ingin mengirim tulisan ke media cetak (koran) bisa dibaca di sini
Salam Literasi. Mari Berkarya Dengan Cinta dan Ketulusan!
Terima kasih untuk semua dukungan kalian untuk saya selama ini.
Jika teman-teman ingin mengirim tulisan ke media cetak (koran) bisa dibaca di sini
Salam Literasi. Mari Berkarya Dengan Cinta dan Ketulusan!