Dimuat di SoloPoS, Minggu (24/11/2019)
MISTERI RUANG BAWAH TANAH
Oleh : Yeni Endah
Amanda bangun dari tidurnya saat terdengar suara petir yang menggelegar. Ia lalu keluar kamar untuk melihat keadaan. Hari ini Amanda di rumah sendirian. Papa dan mamanya berkunjung ke rumah Paman dan akan pulang malam hari. Sementara kakaknya, Kak Adrian berkemah bersama teman-temannya dan akan pulang tiga hari lagi.
“Ah, aku lupa menutup jendela. Anginnya pasti kencang sekali sehingga airnya jadi masuk ke dalam.” Amanda buru-buru menutup jendela. Kemudian ia mengambil kain pel. Saat melintasi dapur Amanda melihat pemandangan yang tak biasa. Peralatan dapur seperti panci dan wajan berjatuhan di lantai, piring kotor berserakan dan air berceceran di mana-mana.
“Sepertinya tadi sebelum berangkat ke rumah Paman, mama sudah merapikan peralatan dapur dan mencuci piring kotor.” Amanda mencoba mengingat-ingat kejadian sebelum mama berpamitan ke rumah paman.
“Apa kakak atau mama dan papa sudah pulang? Tapi ke mana mereka?” Amanda mengernyitkan dahi.
Amanda lalu memanggil kakak dan mamanya, siapa tahu mereka pulang lebih awal tanpa sepengetahuannya. Setelah mencari di beberapa ruangan di rumah tak ada seorang pun kecuali dirinya. Namun ada satu ruangan di rumah Amanda yang tak berani ia masuki yaitu ruang bawah tanah.
“Jangan masuk ke ruang bawah tanah sendirian. Gelap dan seram. Kamu nggak tahu jika ada sesuatu di dalam sana,” ucap Kak Adrian pada Amanda.
“Memang ada apa di dalam sana Kak?”
“Ada nenek berambut putih dan berbaju compang-camping yang akan menculikmu!” Kak Adrian menakut-nakuti Amanda. Sejak saat itu Amanda tak berani masuk ke ruang bawah tanah. Jangankan masuk, lewat di depannya saja ia akan berlari sambil berteriak.
“Mungkin aku lupa. Mungkin mama belum merapikan dapur. Mana mungkin Mama dan kakak sudah pulang? Mana mungkin mereka ada di ruang bawah tanah?” Amanda mencoba menghilangkan perasaan takutnya.
Baca juga : Cara Mengirim Cerita Anak ke Solopos.
Amanda mencoba menenangkan diri dengan duduk di sofa ruang tamu. 10 menit kemudian ia menelpon ke rumah Paman. Setelah lima kali menelpon barulah telepon itu diangkat. Amanda ingin memberitahu kejadian yang ia alami, tapi hal itu tidak jadi dilakukan Amanda. Ia tidak ingin membuat mamanya khawatir.
“Kenapa tadi aku tidak ikut mama saja.” Amanda menyesali keputusannya untuk tinggal sendirian di rumah.
***
Amanda membersihkan peralatan dapur yang berantakan. Dimulai dari merapikan peralatan dapur dan mengembalikan pada tempatnya, mencuci piring dan mengepel lantai.
“Apa ini?” tanya Amanda dalam hati ketika melihat tanah berlumpur yang tertinggal di lantai, mirip dengan sebuah jejak. Amanda menelusuri jejak itu dan berhenti di ruang bawah tanah. Pintu ruang tanah sedikit terbuka.
“Masuk atau tidak ya?” Amanda mulai bimbang. Namun karena rasa penasaran yang sangat kuat daripada rasa takutnya, maka Amanda memutuskan masuk ke ruang bawah tanah.
Baca juga : Cara Menulis Cerita Anak Ala Yeni
Jantung Amanda berdegub kencang saat memasuki ruang bawah tanah yang gelap. Ia lalu menyalakan lampu, dilihatnya ruang bawah tanah itu dengan seksama.
“Tidak ada apa-apa. Hanya ada barang-barangku yang sudah tidak dipakai,” gumam Amanda dalam hati sambil menghapus keringat di keningnya dengan telapak kanan.
“Apa itu?” Terdengar suara aneh ketika Amanda akan keluar. Ia lalu melihat dengan jeli ke seluruh sudut ruangan. Matanya tertuju pada sebuah kardus kecil yang terbalik.
“Suara itu berasal dari sana,” pekik Amanda mendekati kardus. Saat mendekat, kardus itu bergerak sendiri. Amanda mulai merinding. Sesuatu yang berbulu langsung melompat ke arah Amanda saat ia membalikkan kardus.
“Oh, hanya seekor kucing.” Amanda bernapas lega. “Halo pus,” kata Amanda mencoba menyapa kucing gendut berwarna putih dan bermata merah. “Apa kamu yang membuat benda-benda di dapur jadi berantakan? Bagaimana kamu bisa masuk?” Amanda mengelus bulu-bulu kucing dengan lembut dan si kucing mengulet manja pada Amanda.
“Aku akan minta izin ke mama untuk memeliharamu,” ucap Amanda sambil menggendong kucing yang kemudian diberi nama si Kity.
“Benar kata mama, tidak ada hal menakutkan di ruang bawah tanah. Tidak ada misteri apapun di ruang bawah tanah. Jadi tidak perlu takut. Ruang bawah tanah hanyalah sebuah ruangan untuk menyimpan benda-benda yang sudah tak terpakai.” Amanda beranjak dari duduknya dan bergegas membersihkan ruang bawah tanah yang akan dijadikan tempat tinggal baru si Kity.
Amanda pun tak sabar menanti kedatangan mama untuk menceritakan kejadian yang ia alami dan tentu saja mengenalkan si Kity.
SELESAI