KERTAS DAUR ULANG

February 06, 2019

Dimuat di Kompas Klasika Nusantara Bertutur, Minggu 03 Februari 2019


       Alhamdulillah tulisan pertama di tahun 2019. Karya saya Kertas Daur Ulang dimuat di Kompas Klasika Nusantara Bertutur.

       Saya tidak menyangka jika cernak ini dimuat, karena cernak ini saya buat sesuai dengan tema yang NuBi berikan di bulan Januari yaitu Jaga Hutan Kita. Sementara cernak ini dimuat di awal Februari. Rezeki tidak akan pernah tertukar. Iya kan?

        Ide membuat cernak ini adalah saat saya melihat hasil kerajinan ibu saya dari hasil pelatihan PKK, yang terbuat dari gulungan kertas/koran bekas.


Selamat membaca dan semoga memberikan manfaat!


KERTAS DAUR ULANG
Oleh : Yeni Endah

Kak Ratna menatap heran tumpukan gulungan kertas yang menggunung di keranjang sampah yang terletak di samping meja belajar Menik, siswi kelas 4 SD, Banyumanik, Semarang.
“Dik, kenapa sampah kertasnya banyak sekali?” tanya kak Ratna.
Iya kak, tadi ada PR menulis cerita dari bu guru. Tapi aku masih belum tahu mau nulis apa, jadinya salah terus. Kertasnya aku sobek dan aku buang ke keranjang sampah,” jawab Menik.
Wah, itu namanya pemborosan.”
Tapi aku masih punya banyak buku, Kak,” kata Menik sambil menunjukkan tumpukan buku baru miliknya.
Meski begitu, alangkah baiknya kamu menghemat penggunaan kertas, dengan begitu kamu bisa ikut menjaga kelestarian hutan,” ucap Kak Ratna.
Menik mengernyitkan dahi.
Kertas dibuat dari pohon pinus. Diperlukan 1 batang pohon usia 5 tahun untuk memproduksi 1 rim kertas. Semakin banyak kita menggunakan kertas berarti semakin banyak pula pohon yang harus ditebang. Akibatnya banyak penebangan pohon liar tanpa penanaman kembali bisa menimbulkan kerusakan lingkungan. Perusakan itu menimbulkan berkurangnya jumlah pohon yang dapat digunakan untuk produksi serta mengakibatkan penggundulan hutan dan hilangnya tempat tinggal. Karena itulah perlu dibuat hutan industri, yaitu hutan yang dibuat khusus untuk menanam pohon-pohon yang akan digunakan untuk keperluan industri. Misalnya penanaman hutan pinus untuk memproduksi kertas.”
Jadi kita harus bijaksana dan hemat dalam menggunakan kertas ya Kak?”
Benar sekali, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk ikut menjaga hutan. Terutama dalam penggunaan kertas.”
Bagaimana caranya Kak?” Menik penasaran.
Dengan cara mendaur ulang kertas yaitu proses untuk menjadikan suatu barang bekas menjadi barang baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi barang yang bermanfaat.”

Kak Ratna lalu mengambil kertas yang ada dikeranjang sampah, mengguntingnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sobekan kertas itu direndam di air panas sehingga menjadi bubur kertas. Setelah bubur kertas benar-benar halus dilakukan proses pencetakan kertas dengan menggunakan kasa. Permukaan kasa yang sudah penuh dengan bubur kertas, kemudian dijemur sampai kering. Satu jam kemudian Kak Ratna memeriksa dan melepaskan kertas tersebut dari kasa. 
Ini hasil kertas daur ulangnya,” seru Kak Ratna.
Wah jadi bermanfaat lagi ya Kak? Bisa digunakan untuk menulis lagi.”
Tentu saja, selain bisa dipakai kembali untuk menulis. Kertas daur ulang ini juga bisa digunakan untuk membuat kerajinan. Dengan mendaur ulang kertas, selain ikut menjaga kelestarian hutan kita juga bisa mengembangkan kreativitas,” jelas Kak Ratna.

Menik mengangguk mengerti dan berjanji untuk lebih bijaksana dalam menggunakan kertas. Sebab menjaga kelestarian hutan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau penjaga hutan saja, tapi tanggung jawab bersama.

SELESAI





          


You Might Also Like

2 komentar

Subscribe